Yang Tidak Realistis pun Menjadi Nyata, laporan Fatma Hajar Islamiyah, kontributor PWMU.CO, Gresik.
PWMU.CO – Yang tidak realistis pun menjadi nyatai. Demikian disampaikan Ketua Lazismu Jawa Timur drh Zainul Muslimin dalam Penguatan Ideologi Muhammadiyah (PIM), Sabtu (05/02/22).
Acara ini diadakan Mugeb Islamic Center (MIC) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gresik Kota Baru (GKB), di SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio) Gresik.
Zainul mengatakan AUM akan dapat berkembang jika dikelola secara maksimal. “Dan itu dapat dicapai dengan pondasi awal yakni melakukan dengan sepenuh hati,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut dia juga menyampaikan perihal urgensi revitalisasi dana taawununtuk pengembangan sekolah atau madrasah Muhammadiyah di Jawa Timur.
“Konsep taawun dalam gerakan dakwah Muhammadiyah yang telah ditanamkan harus direvitalisasi secara masif. Hal tersebut berkaitan dengan upaya mendorong pengembangan sekolah maupun madrasah Muhammadiyah terkhusus di Jawa Timur,” tuturnya.
Menurutnya, revitalisasi dana taawun yang dijalankan menyasar pada seluruh penjuru, karena pendidikan Muhammadiyah harus berkembang secara merata dan tentu dengan keunggulan masing-masing. Setiap lembaga pendidikan Muhammadiyah memiliki daya tariknya masing-masing dan harus terus diperkuat.
Zainul Muslimin kemudian memberikan pesan kepada pimpinan AUM hendaknya selalu berusaha meningkatkan dan mengembangkan AUM dengan sepenuh hati, sehingga mempunyai keunggulan dan berdaya saing tinggi.
Three Golden Goals
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sidoarjo itu menyampaikan, menjalankan dakwah Muhammadiyah harus memiliki tujuan yang jelas dan berkualitas. Hal tersebut akan memiliki dampak pada proses dan kesungguhan dalam menjalankan aksi-aksi kebermanfaatan dalam dakwah Muhammadiyah.
“Saya selalu berpesan kepada teman-teman, teguhkan pada diri teman-teman untuk fokus pada three golden goals, karena sisa waktu kita tidak panjang. Sekolah, rumah sakit, dan masjid. Karena (ketiganya) ini menjadi core dakwah Muhammadiyah,” tegas Zainul Muslimin.
Dari ketiga goals tersebut, lanjutnya, perlu dibangun kerja sama, agar terjadi pemerataan AUM yang berkembang. Kemudian Zainul Muslimin memberikan apresiasi kepada Muhammadiyah Cabang GKB, terkhusus perihal konsep kemitraan dalam pencapaian pemerataan perkembangan AUM.
“Saya bangga kepada GKB. Di GKB memiliki sekolah yang kemudian dibantu. Dan sekolah-sekolah yang dibantu itu disebut sebagai mitra. Hal tersebut sangat luar biasa, agar tidak ada yang merasa tinggi dan merasa rendah,” ungkapnya.
Zainul mengatakan, pengembangan AUM tidak dapat dilakukan tanpa kesalingan. Dibutuhkan adanya komitmen bersama untuk mengimplementasikan dakwah Muhammadiyah menjadi aksi-aksi yang nyata dalam kebaikan.
Sebagaimana sekolah-sekolah Muhammadiyah GKB atau Mugeb Schools yang memiliki mitra, Lazismu juga demikian memiliki mitra dalam konteks pemberdayaan ekonomi.
“Kalau di Lazismu, kami menyebut 1000 orang yang kami bantu untuk keluar dari jeratan rentenir sebagai mitra, tepatnya mitra Bank Ziska,” kata Zainul Muslimin
Program tersebut merupakan tasharuf Lazismu dalam rangka pemberdayaan usaha mikro melalui sistem al-qardul hasan. Sistem tersebut berguna untuk mencegah masyarakat dari jeratan renternir.
Baca sambungan di halaman 2: Kebermanfaatan adalah Wajah Nyata Muhammadiyah