Nggibran oleh Sugeng Purwanto, editor PWMU.CO, Wakil Ketua MPID PWM Jawa Timur.
PWMU.CO – Ada kosa kata baru yang muncul dalam hiruk pikuk jelang Pemilu 2024. Kata gibran. Asalnya kata benda. Sebuah nama. Kini berubah menjadi kata kerja.
Gibran adalah kata bahasa Arab. Artinya pandai. Nama ini populer karena ada penyair Lebanon terkenal yang hidup di AS. Namanya Khalil Gibran.
Sekarang arti kata itu berubah menjadi jelek. Gara-gara Gibran Rakabuming Raka. Anak Presiden Jokowi. Awalnya star up bisnis martabak. Dapat gelontoran dana miliaran dari pengusaha. Lantas pengusaha ini diangkat presiden menjadi duta besar di Korea Selatan.
Anehnya bisnis martabak malah kukut. Tiba-tiba ada berita dia dicalonkan jadi wali kota Solo. Seperti bapaknya dulu. Cuma caranya ini yang jadi masalah.
Calon kuat wali kota Solo dari PDIP, Purnomo, yang saat itu menjabat wakil wali kota, dipanggil presiden ke istana. Disuruh mundur supaya anak presiden bisa maju Pilwali Kota Solo tahun 2020.
Setelah diumumkan menjadi calon wali kota ternyata partai lain tak ada berani tampil bersaing. Sudah merasa kalah duluan. Karena gak boleh ada calon tunggal, maka dibikinlah calon wali kota pajangan dari jalur independen. Dipilihlah seorang penjahit yang juga ketua RW.
Saat pemungutan suara Pilwali Solo, Gibran memang mutlak. Suaranya 86,5 persen. Jadilah dia wali kota tanpa kerja keras. Semua sudah ada yang mengatur.
Baru 2,5 tahun berjalan, lalu dia diajukan menjadi calon wakil presiden. Mendampingi Capres Prabowo Subianto. Anehnya ketua partai politik koalisi Prabowo yang dulu pada ambisi mau jadi capres atau cawapres nurut saja. Seperti kebo dicucuk irunge. Sendiko dawuh sabda pandhita ratu.
Karena Gibran umurnya baru 36 tahun, menurut UU dia tak memenuhi syarat sebagai Cawapres yang usianya sudah dipatok minimal 40 tahun.
Maka ada orang yang disuruh mengajukan judicial review batas umur yang diatur UU No. 7/2017 tentang Pemilu ke Mahkamah Konstitusi yang ketuanya paman Gibran.
MK mengabulkan uji materi itu dengan mengubah pasal 169 huruf q menjadi berbunyi: capres-cawapres berusia paling rendah 40 tahun atau memiliki pengalaman sebagai kepala daerah.
Gibran pun lolos menjadi Cawapres dan sudah diumumkan oleh KPU. Setelah itu dia mendapat julukan anak haram konstitusi. Dia lolos Cawapres karena skandal putusan MK.
Sejak itu kata gibran mengalami proses peyoratif. Maknanya berubah menjadi buruk. Makna pertama, curang, licik, modus, untuk mendapatkan keinginannya.
Kalau ada anak Gen Z mengumpat,”Gibran lu.” Itu bisa bermakna: curang kamu, licik kamu.
Kata baru ini juga masuk dalam kosa kata bahasa Jawa dalam bentuk: nggibran. Bisa diartikan berperilaku meniru Gibran. Yang dituju adalah berbuat curang, licik mendapatkan sesuatu tanpa usaha.
Kata nggibran juga bermakna menghindari tantangan dengan membuat alibi punya acara lain. Makna ini muncul berdasar kasus tidak hadirnya Gibran dalam debat terbuka yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Surabaya, 24 November 2023 lalu.
Sebetulnya Gibran sudah datang ke Surabaya. Namun tidak menuju acara debat melainkan ke acara yang dibuat mendadak untuk alibi sudah ada undangan lain. Walhasil Capres Prabowo tampil sendiri.
Jadi kalau ada orang Surabaya berkata: ”Nggibran awakmu.” Bisa diartikan tidak hadir karena takut.
Bisa jadi Gibran ini tipologi anak milenial yang digolongkan sebagai generasi stroberi. Penampilan keren namun dalamnya lembek, gampang busuk. Tipe anak muda ingin sukses tanpa susah payah. Kalau ada tekanan langsung frustrasi. Tak tahan banting. Jika ada tantangan memilih kabur atau stres duluan. (*)