PWMU.CO – Muhammadiyah akan tinggalkan pengelolaan keuangan manual. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua I Biro Pengelolaan Keuangan PP Muhammadiyah.
Ari sasmoko SE, Wakil Ketua I Biro Pengelolaan Keuangan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, menyampaikannya dalam Workshop Penyusunan RAPBM dan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Persyarikatan Muhammadiyah Gelombang II, Sabtu (3/2/24).
Kegiatan oleh PP Muhammadiyah di Aula Mas Mansur Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Jalan Kertomenanggal IV Nomor 1, Dukuh Menanggal, Gayungan, Surabaya.
Ari Sasmoko menjelaskan tujuan diadakannya workshop ini. “Dua hari ini kita akan banyak belajar, insyaallah gelombang 2 sangat menarik diskusinya nanti,” ungkapnya.
Menurut dia, sharing ilmunya cukup menjadi daya tarik tersendiri karena di sini berkumpul PWM-PWM yang secara tata kelola keuangan bisa menjadi contoh bagi PWM yang lain. “Jadi harapannya, bahwa dalam dua hari ini kita bisa belajar tata kelola keuangan lebih mapan dan lebih baik. Sehingga tentu menjadikan kinerja keuangan kita menjadi lebih baik, sesuai yang diinginkan oleh Persyarikatan Muhammadiyah,” jelasnya.
Desentralisasi Keuangan
Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa laporan keuangan Persyarikatan Muhammadiyah atau pengelolaan keuangannya desentralisasi. “Tapi tujuannya agar mudah dan konsolidatif, tentunya ada tata kelola yang disepakati, yang mengacu kepada praktik-praktik yang baik,” tuturnya.
Ari Sasmoko berharap para delegasi PWM dari unsur bendahara, pengelola keuangan, dan tim IT bisa membawa hasil untuk Pimpinan Wilayahnya masing-masing. “Harapannya, tentu kita bisa membawa pulang oleh-oleh dalam bentuk rencana anggaran, pendapatan, dan belanja Muhammadiyah (RAPBM). Karena ini sudah 2024, seharusnya kita sudah menyusun RAPBM tersebut, ini sudah masuk Februari 2024,” harapnya.
Menurutnya, tidak sekadar rencana yang dibutuhkan tetapi harus dibantu oleh sistem. Sistem ini merupakan hal yang penting, harus ada sistem informasi akuntansi, yang sudah dikembangkan tentunya oleh teman-teman di bendahara PP Muhammadiyah.
“Salah satunya oleh biro pengelolaan keuangan, yang akan menjadi bagian pengelolaan yang akan diterapkan di seluruh PWM, tentu saat ini tidak bisa mengandalkan manual, karena transaksi sudah semakin massif, dan banyak sehingga perlu dukungan sistem informasi akuntansi,” pungkasnya. (*)
Penulis Mahyuddin. Editor Darul Setiawan.