PWMU.CO — Punya tradisi besar, Ketua PWM Jatim beri penghargaan pada dua Pemimpin Redaksi (Pemred) Matan Dr Achmad Fatichuddin dan Muh Kholid AS.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM memberikan penghargaan kepada mantan Pimpinan Redaksi (Pemred) Matan Dr Achmad Fatichuddin, MSi dan Muh Kholid AS Pada Resepsi Milad Bersama Media PWM Jatim, Sabtu (18/5/24).
Dr Achmad Fatichuddin MSi adalah Pemred majalah Matan tahun 2006-2011, sementara Muh Kholid AS memimpin redaksi majalah Matan pada tahun 2011-2018.
Kegiatan ini diselenggarakan Majelis Pustaka, Informasi, dan Digitalisasi (MPID) PWM Jatim di Aula Mas Mansur Gedung Muhammadiyah Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya.
Sukodiono didampingi Pemred Majalah Matan Ainur Rofiq Shopiaan mengucapkan selamat dan terima kasih kepada kedua mantan Pemred Majalah Matan ini. “Terima kasih saya sampaikan atas jasa beliau berdua, alhamdulillah Matan sampai saat ini masih eksis membawa kebesaran Persyarikatan Muhammadiyah,” ujarnya.
Tentu, tambahnya, semua itu berkat pimpinan sebelumnya yang solid, bekerja keras dan setia pada Matan.
“Saya berharap semoga Matan terus eksis, dan menjadi bagian atau ruh yang akan memberikan kekuatan pada media-media di bawah naungan PWM yang lain khususnya di Jawa Timur,” harapnya.
Menurutnya, semua itu juga tidak lepas dari kepemimpinan sebelumnya yang berjasa. “Terutama jangan lupakan jasa almarhum Pak Nadjib Hamid,” pesannya.
Ainur panggilan akrab Ainur Rofiq Shopiaan juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya. “Terima kasih saya ucapkan juga atas kerja kerasnya yang akhirnya sampai saat ini Matan dikenal masyarakat,” tuturnya.
Kontribusi yang luar biasa, lanjut dia, akhirnya dijadikan contoh baik. “Dulu saat beliau berdua memimpin saya juga menjadi kontributor majalah Matan,” kenangnya.
Dia mengatakan Matan saat ini tidak hanya bisa dinikmati secara fisik tetapi juga bisa dinikmati secara digital.
Tradisi Besar
Kepada PWMU.CO, Fatichuddin panggilan akrab Pemred majalah Matan tahun 2006-2011 menyampaikan, Matan dan media massa PWM Jatim lainnya harus eksis dan selalu berkembang.
“Demi pencerahan umat Islam, agar terjaga dalam membedakan yang haq dan bathil, baik dan buruk, yang indah, tidak indah,” ujarnya.
Sementara Kholid panggilan akrab Pemred majalah Matan tahun 2011-1018 mengatakan acara pemberian penghargaan ini bagus.
“Ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah pun punya tradisi besar untuk menghormati para pendahulu di tempat yang selayaknya,” ujarnya.
Namun poin besarnya, kata dia, penghormatan terbesar memang harus disematkan pada almarhum Nadjib Hamid dan Mas Fatichuddin.
“Sebab, keduanya yang melakukan babat alas dengan segala lika-likunya. Kepiawaian beliau berdua yang membuat Matan bisa bertahan di awal-awal kemunculan,” kisahnya.
Menurut Kholid, dia hanya bagian meneruskan. “Bahasa warung kopinya hanya sebagai pewaris, yang tinggal enaknya, yang susah-susah sudah diatasi Pak Nadjib dan Mas Fatich,” ucapnya.(*)
Penulis Musyrifah. Editor Darul Setiawan.