
PWMU.CO – Suasana penuh semangat menyelimuti kompleks Perguruan Muhammadiyah Ranting Godog, Laren, saat Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Laren menggelar Baitul Arqom bagi guru dan karyawan Muhammadiyah se-Cabang Laren.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Sabtu–Ahad (15–16/3/2025), ini diikuti oleh 243 peserta yang berasal dari berbagai lembaga pendidikan Muhammadiyah di Cabang Laren.
Sebagai program kaderisasi yang bertujuan untuk memperkuat pemahaman ideologi dan komitmen dalam ber-Muhammadiyah, Baitul Arqom menjadi bagian penting dalam membangun karakter dan militansi para pendidik serta tenaga kependidikan di lingkungan persyarikatan.
Ketua PCM Laren, Drs Ahmad Umar, dalam sambutannya menekankan pentingnya keberlanjutan gerakan Muhammadiyah sebagai amanah dari Allah Swt.
“Muhammadiyah ini bukan sekadar organisasi, tetapi gerakan dakwah yang harus terus diperjuangkan. Kita tidak mencari kehidupan di Muhammadiyah, tetapi menghidupkan Muhammadiyah,” ujarnya dengan penuh semangat.
Ia juga menyoroti luasnya cakupan PCM Laren yang membentang dari perbatasan Kabupaten Gresik hingga Tuban. Hal ini, menurutnya, menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Muhammadiyah untuk terus berkembang dan menjangkau lebih banyak umat.
“Periode kepemimpinan kita saat ini telah melakukan berbagai langkah strategis, termasuk perluasan struktur kepemimpinan dari sembilan menjadi sebelas anggota. Ini dilakukan agar gerakan dakwah semakin efektif dan menjangkau lebih luas,” jelasnya.
Kaderisasi sebagai Fondasi Kemajuan
Dalam forum ini, Ahmad Umar juga menekankan bahwa seluruh guru dan karyawan Muhammadiyah harus memiliki pemahaman yang kuat tentang ideologi persyarikatan.
Ia menyoroti fenomena di mana sebagian pendidik merasa cukup dengan status dan kenyamanan yang dimiliki, tanpa terus meningkatkan kualitas diri dan peran dalam dakwah.
“Kita ingin menggugah para guru agar tidak terjebak dalam zona nyaman. Muhammadiyah membutuhkan kader yang aktif, bukan hanya sekadar menjalankan rutinitas. Ilmu dan pemahaman harus terus ditingkatkan melalui berbagai forum, termasuk kajian dan pengajian yang diselenggarakan oleh persyarikatan,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa menjadi bagian dari Muhammadiyah bukan sekadar formalitas, melainkan komitmen untuk berjuang dalam jalur dakwah.
Oleh karena itu, Baitul Arqom menjadi salah satu sarana penting dalam membentuk karakter kader yang tangguh dan memiliki loyalitas tinggi terhadap persyarikatan.
Kegiatan ini tidak hanya berisi materi-materi keislaman dan kemuhammadiyahan, tetapi juga diskusi interaktif yang membuka wawasan para peserta tentang peran mereka dalam membangun generasi yang lebih baik.
“Harapan kami, setelah mengikuti *Baitul Arqom* ini, para peserta semakin mantap dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Muhammadiyah dalam keseharian mereka, baik di lingkungan kerja maupun dalam kehidupan bermasyarakat,” ujar Umar. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan