
Oleh Erniawati, MPd – Guru Mts Muhammadiyah 15 Lamongan-Al Mizan, dan Hendrik Furqon, MPd – Dosen Unisda dan ketua Pemuda Muhammadiyah Gempolpading
PWMU.CO – Generasi sandwich dan generasi stroberi menjadi fenomena sosial yang semakin mencuat di tengah perubahan global. Generasi sandwich adalah generasi kelompok usia produktif yang terhimpit antara tanggung jawab merawat orang tua serta membiayai anak-anaknya. Sedang generasi stroberi menggambarkan anak muda yang tampak menarik dan cerdas, tetapi di anggap rapuh menghadapi tekanan hidup.
Dalam konteks ini, peran organisasi kemasyarakatan seperti Muhammadiyah menjadi sangat krusial. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modernis berlandaskan pada semangat Al-Ma’un dan prinsip tajdid (pembaharuan). Melalui amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi, Muhammadiyah dapat memberikan solusi nyata bagi berbagai problematika sosial dua jenis generasi itu.
Minimal ada tiga hal yang bisa diperankan Muhammadiyah dalam Mendukung generasi sandwich tersebut, yaitu:
- Muhammadiyah melalui lembaga ekonomi dan koperasi dapat membangun ekosistem ekonomi produktif. Program pelatihan kewirausahaan dan pemberian bantuan modal usaha agar generasi sandwich mampu mandiri secara finansial. Dr. Haedar Nashir menyampaikan, “Muhammadiyah harus terus hadir memberikan solusi konkret bagi masyarakat yang terjepit dalam beban ekonomi dan keluarga”. Misalnya melalui Koperasi BMT (Baitul Maal wa Tamwil) Muhammadiyah yang mendukung usaha kecil dan menengah di berbagai daerah.
Di tingkat ranting, seperti Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Gempolpading, program ekonomi juga berkembang pesat. Bidang usaha, seperti, Sang Surya Landscape yang bergerak pada jasa taman serta Sang Surya Furniture yang bergerak di bidang properti. Inisiatif ini tidak hanya membuka lapangan kerja, tetapi juga memperkuat kemandirian ekonomi warga Muhammadiyah.
- Rumah sakit dan layanan kesehatan Muhammadiyah dapat memberikan akses pelayanan terjangkau bagi keluarga, mengurangi beban finansial generasi sandwich dalam merawat orang tua. Salah satu contoh nyata adalah RS PKU Muhammadiyah yang memberikan layanan kesehatan bersubsidi bagi keluarga prasejahtera. Di Yogyakarta, program “Layanan Kesehatan Keliling” juga menjangkau desa-desa untuk memastikan akses kesehatan merata.
PRM Gempolpading juga menghadirkan layanan PKU Muhammadiyah yang memberikan layanan kesehatan bagi warga sekitar, memastikan kesehatan menjadi prioritas bagi keluarga sandwich.
- Sekolah dan universitas Muhammadiyah menanamkan pendidikan karakter serta pembekalan keterampilan yang mendukung generasi sandwich agar lebih tangguh dalam menjalankan peran ganda. Program Beasiswa Sang Surya yang di inisiasi Muhammadiyah juga membantu meringankan biaya pendidikan bagi anak-anak dari keluarga sandwich. Salah satu contoh inspiratif adalah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang memberikan program ‘Kampus Kader’ untuk mencetak pemimpin muda dari kalangan kurang mampu.
PRM Gempolpading, memiliki Perpustakaan Muhammadiyah sebagai wadah literasi yang terbuka bagi anak-anak dan remaja, membangun tradisi membaca dan membekali mereka dengan wawasan luas agar lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Sedangkan untuk membina generasi stroberi, Muhammadiyah bisa melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Melalui pendidikan karakter dan kemandirian, Muhammadiyah perlu menekankan pendidikan moral dan akhlak melalui kurikulum berbasis Islam berkemajuan. Ini bertujuan membangun daya tahan mental generasi muda agar tak mudah menyerah. Dr. Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, menegaskan, “Generasi muda harus didorong agar tidak hanya cerdas, tetapi juga kuat menghadapi tantangan global”. Di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), terdapat program ‘Character Building’ yang melatih mahasiswa dalam kepemimpinan dan pengembangan diri.
- Melalui pengembangan soft skills dan wawasan global, Muhammadiyah dapat melakukan program pelatihan kepemimpinan, teknologi, dan entrepreneurship. Program ini dapat melalui organisasi kepemudaan Muhammadiyah, seperti IPM dan IMM, yang bertujuan membekali generasi stroberi dengan kemampuan adaptif. Misalnya, program ‘Muhammadiyah Future Leader’ yang dirancang untuk membentuk pemimpin muda berintegritas dan inovatif. Di Makassar, IMM juga mengadakan ‘Bootcamp Technopreneur’ yang membekali pemuda dengan keterampilan digital dan bisnis.
- Melakukan pendampingan psikososial melalui lembaga konsultasi keluarga dan psikologi untuk memberikan bimbingan untuk memperkuat mental generasi stroberi. Membantu mereka menghadapi tekanan hidup dengan lebih matang. Salah satu program unggulannya adalah ‘Layanan Konseling Keluarga Islami’ yang memberikan ruang konsultasi gratis bagi remaja dan keluarga. Di Jakarta, layanan ini diperkuat dengan program ‘Psikososial Berbasis Masjid’ yang mendekatkan konseling ke komunitas.
PRM Gempolpading juga aktif mengadakan Kajian Islam secara berkala, baik harian, mingguan, dan bulanan. Kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman keislaman generasi muda, membangun ketahanan spiritual, dan memperkuat karakter agar tidak mudah goyah oleh tantangan zaman.
Selain itu, Pemuda Muhammadiyah Gempolpading bersama Remaja Masjid Al Hidayah (AL-JADID) menggagas program Lumbung Sampah Barokah — gerakan sedekah sampah dari warga Muhammadiyah untuk umat. Inisiatif ini tidak hanya mendidik kesadaran lingkungan, tetapi juga membantu ekonomi warga melalui pemanfaatan hasil pengelolaan sampah.
Peran Muhammadiyah dalam menghadapi problematika generasi sandwich dan stroberi terbukti strategis dan multidimensi. Melalui pendekatan pendidikan, ekonomi, kesehatan, serta pembinaan mental dan spiritual, Muhammadiyah membangun fondasi yang kokoh bagi kedua generasi ini agar mampu bertahan dan berkontribusi bagi masyarakat.(*)
Editor Notonegoro