PWMU.CO– Sampah plastik menjadi perhatian SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (SD Muwri ) Gresik. Bekerja sama dengan Ecoton Foundation menyelenggarakan seminar bertema mengembangkan Sekolah Adiwiyata bebas sampah plastik bertempat di ruang serbaguna sekolah, Kamis ( 5/3/2020).
Hadir sebagai pembicara Andreas Agus Kristanto Nugroho MSi, manajer riset Ecoton Foundation dan juri lomba sekolah Adiwiyata.
Kepala Sekolah Kholiq Idris SPd dalam sambutanya menyampaikan, seminar ini memfasilitasi sekolah menuju sekolah Adiwiyata dan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan bebas sampah plastik.
”Peserta yang telah mendaftar ke panitia lewat form bit.ly datang dari berbagai sekolah yang berada di Kabupaten Gresik dan Sidoarjo,” katanya.
Idris menyampaikan, ada kejadian lucu sehari sebelum acara seminar digelar. Karena terlalu semangatnya, ada kepala sekolah beserta guru datang lebih awal bermaksud mengikuti seminar. ”Dikira hari itu seminarnya, padahal seminarnya baru dilaksanakan esok harinya, akhirnya kepala sekolah dan guru tersebut pulang,” jelasnya sambil tersenyum.
SD Muwri setelah dinobatkan sebagai sekolah Adiwiyata dan Sekolah Sehat Berkarakter di Kabupaten Gresik, sambung dia, maka sekolah berkomitmen untuk membiasakan budaya peduli lingkungan lewat pelestarian lingkungan sekitar.
Sekolah ini, ujar dia, juga mengurangi sampah plastik di sekolah dengan memberlakukan peraturan bahwa semua warga sekolah ketika makan dan minum menggunakan piring, gelas, atau botol.
”Maka jangan heran, jika bapak ibu berkunjung ke SD Muwri tidak akan menjumpai makanan maupun minuman yang dijual di kantin berbungkus plastik,” tuturnya.
Kalau ada tamu yang berkunjung ke kantor, dari instansi pemerintah maupun lainnya, maka yang dihidangkan makanan non bungkus plastik. Minuman disediakan dalam teko dan gelas.
Biasakan Memilah Sampah
Dr Daru Setyorini MSi, perwakilan dari Ecoton Foundation dan Koordinator Zero Watse Cities menyampaikan di hadapan para hadirin, budaya mengurangi sampah plastik di sekolah yang sudah baik supaya dilakukan di rumah juga.
”Karena bahaya sampah plastik dapat merusak keragaman hayati ekosistem perairan,” jelas dosen Teknik Lingkungan di ITATS ini.
Sikap kurang empati terhadap lingkungan sekitar hendaknya dihindari. Seperti kebiasaan banyak orang yang membuang sampah di sungai, membuang bangkai tikus di jalan dan perilaku negatif lainnya. ”Ingin rumahnya bersih namun mengotori lingkungan sekitar, ini perbuatan dholim,” jelasnya.
Menghindari banyaknya sampah plastik, tambah dia, hendaknya menghindari pemakaian wadah plastik sekali pakai. Mari kita biasakan membawa tas belanja sendiri yang bisa dipakai berulang ulang ketika berbelanja.
”Hendaknya kita semua bisa mengumpulkan dan memisahkan sampah menjadi tiga wadah berbeda. Sampah yang dapat didaur ulang, sampah organik kompos serta residu kotor,” ucapnya.
Sampah yang dapat didaur ulang di antaranya botol plastik, botol kaca, pecahan kaca, kertas, kemasan sachet, kaleng, sedotan dan lainnya.
Sampah organik kompos seperti sisa makanan, daging, ikan, buah, sayur, sampah kebun, rumput, sampah yang bisa membusuk. Sedangkan sampah residu kotor antara lain popok, pembalut, tisu, plester perban, puntung rokok dan sejenisnya. (*)
Penulis Rahmat Syayid, Mufidatul Latifah Editor Sugeng Purwanto