PWMU.CO – 108 Tahun Muhammadiyah: Ini Capaian PDM Bojonegoro. Demikian initisari perbincangan PWMU.CO dengan Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro Dr Mukhamad Samsu MPdI, Selasa (10/11/2020).
Menurut dia, Muhammadiyah ke depan terus dinanti kontribusi terbaiknya untuk umat dan bangsa. Amal usaha Muhammadiyah (AUM) yang tersebar di mana-mana dan kader-kadernya yang berkompeten menjadi modal penting untuk Persyarikatan, tidak terkecuali untuk PDM Bojonegoro.
“Perjalanan 108 tahun gerakan Muhammadiyah ini sudah tepat yaitu sebagai gerakan Islam dakwah amar makruf nahi mungkar. Namun kekurangan tentu saja ada mengiringi perjalanannya menjadikan organisasi bertambah dewasa,” katanya.
Menurut dia, salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bidang pendidikan, karena masih kekurangan sarana dan prasarana terutama di daerah pelosok. “Dari pemerintah pun minim bantuan, karena banyak dana-dana dialihkan untuk penanganan Covid-19. Harusnya digunakan untuk rehap gedung, sarana dan pra sarana. Namun demikian penanganan covid-19 pun sampai saat ini belum maksimal,” ungkapnya.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sugihwaras ini menegaskan, perlunya Muhammadiyah ambil peran di sini. “Minimal pendidikannya sendiri diperhatikan. Karena saat ini kompetitor dalam pendidikan semakin banyak. Kami juga menerima masukan-masukan agar terkait dengan sarana dan prasarana terutama sekolah di pelosok desa. Jumlah siswa dan bageting-nya agar diperhatikan, sehingga tidak terkesan tidak kopen,” paparnya.
Capaian PDM Bojonegoro
Mukhamad Samsu menyampaikan, sampai saat ini capain PDM Bojonegoro periode ini sangat memuaskan. Salah satu indikatornya adalah kegiatan Majelis Pendidikan Kader yang setiap tahun mengadakan pembinaan warga Muhammadiyah di cabang-cabang yang dikelompokkan berdasarkan zonasi.
“Belum lagi majelis-majelis yang lain. Seperti Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) yang baru saja membebaskan lahan untuk membuat Surya Mart di sisi barat Aula At-Taqwa Bojonegoro,” ungkapnya.
Dia juga menyampakan tentang berdirinya klinik-klink kesehatan Muhamamdiyah. “Ada dua Klinik yang sudah kita bangun di PCM Kedungadem. Rencana juga membangun klinik di PCM Sugihwaras dan PCM Bubulan. PCM Sumberrjo saat ini yang intens secara mandiri membuat SPBU, dilanjut PCM Kanor yang masih progres,” terangnya.
Alumnus Program Doktoral UIN Sunan Ampel Surabaya ini juga mengunkapkan keberhasilan lain di bidang pembinaan dan pengajian Pimpinan Cabang Muhamamdiyah (PCM).
“Kita lakukan setiap bulan, terutama di cabang yang minim kegiatan. Masjid dan mushola juga ada yang kita bantu di cabang atau ranting baik pembangunan atau rehap gedungnya. Termasuk RS Aisyiyah Bojonegoro juga kita kembangkan pembangunan gedungnya. Juga Pondok Al-Amin putra dan putri,” katanya.
“28 Cabang PCM se-Kabupaten Bojonegoro juga kita pacu kegiatannya. Intinya peningkatan kualitas kegiatan yang kita pacu di cabang masing-masing, agar meneruskan juga pembinaannya ke ranting-ranting,” ujar dia.
Dia menegaskan, cabang dan ranting perlud dimaksimalkan biar ada peningkatan kualitan dan kuantitas persyarikatan. “Semoga eksistensi Muhammadiyah Bojonegoro dapat dirasakan oleh warga Muhammadiyah pada khususnya dan masyarakat pada umumnya,” harapnya.
Perlunya Sinergitas
Dosen di STIT Muhammadiyah Bojonegoro itu juga mengakui jika masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki di antaranya soal tanggung jawab organisasi.
“Di Persyarikatan Muhamamdiyah itu kan menganut sistem kolektif kolegial. Memang kalau ada rapat kadang ada yang izin satu dua orang karena suatu hal. Tetapi keputusan yang kita ambil disepakati bersama. Meskipun ditiap pimpinan ada pemikiran sendiri-sendiri, namun tetap mengerucut dalam keputusan,” ungkapnya.
Mukhamad Samsu yang juga dosen STTM Ar-Fahrudin Bojonegoro ini mencatat jika konsolidasi organisasi perlu mendapatkan porsi perhatian lebih. “Utamanya perlu diperbaiki sinergitas pimpinan, khususnya bagi Muhammadiyah Bojonegoro,” terangnya. (*)
Penulis M. Shofi. Editor Mohammad Nurfatoni.