PWMU.CO – Menggapai ketenangan dengan shalat, bertuma’ninah agar kekebalan tubuh meningkatkan. Demikian kata Novan Arifianto SPdI, Sabtu (20/3/21).
Mengambil tema “Istiqamah Shalat Berjamaah untuk Meningkatkan Iman dan Imun”, dalam acara untuk peringatan Isra Mikraj di SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo (Miosi) itu dilakukan virtual via Zoom. Kegiatan itu diikuti seluruh guru dan karyawan, siswa, dan wali siswa SMP Miosi.
Dalam paparannya, Pjs Kepala SD Muhammadiyah 2 (Muda) Tulangan, Sidoarjo itu menyampaikan betapa pentingnya shalat. “Seseorang yang hatinya tenang mempunyai kekebalan tubuh yang lebih kuat. Shalat mengajarkan ketenangan, karena dalam shalat ada tuma’ninah,” ujar Novan sembari menyebut maksud tuma’ninah adalah berhenti sejenak dan darinya ada ketenangan.
Usia anak SMP, lanjut dia, kemungkinan besar sudah masuk usia akil-baligh. Dalam Islam, usia akil-baligh sudah mendapatkan pembebanan agama “Dalam usia akil-baligh manusia sudah mendapatkan pembebanan agama, yaitu wajib melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Bagi perempuan sudah wajib menutup aurat, usia akil-baligh juga sudah wajib untuk shalat,” jelasnya.
Novan lalu menukil hadits yang diriwayatkan Bukhari-Muslim. “Dari Abdullah Ibnu Mas’ud RA berkata, ‘Aku bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang amalan yang paling disukai Allah Swt? Beliau menjawab, shalat pada waktunya. Kemudian apa? Kataku, beliau menjawab, ‘berbuat baik kepada kedua orangtua’. Kemudian apa? Kataku lagi. Beliau menjawab, ‘jihad fi sabilillah’,” terangnya.
Shalat juga menempati amalan tertinggi yang disukai Allah. “Ada empat alasan mengapa shalat menempati tempat tertinggi amalan yang disukai Allah. Pertama, karena shalat adalah tiang agama. Shalat juga amalan yang membedakan muslimin dan kafirin, sarana komunikasi dengan Allah, serta shalat bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar,” paparnya.
Tips Istiqamah dalam Shalat
Dia lalu melanjutkan, kesadaran untuk istiqamah dalam shalat harus dibangun setiap anak muslim. “Saya sampaikan beberapa tips agar kalian mempunyai kesadaran untuk istiqamah shalat, khususnya laki-laki dalam shalat berjamaah,” imbuhnya.
Pertama, kata dia, harus menumbuhkan kesadaran tentang harapan orangtua. “Karena semua orangtua pasti berharap anak-anaknya bisa menjalankan kewajiban shalat,” jelasnya.
Kedua, lanjut Novan, memilih teman-teman atau komunitas yang baik. Karena agama seseorang itu bergantung pada temannya. “Bagi perempuan, kalau diajak temannya shopping, lihat dulu isi tasnya. Apakah isi tasnya cuma hp, tongsis, tetapi tidak ada mukenah di dalamnya. Berarti tanda tanya itu,” ungkap dia.
Selain itu, anak-anak harus menjadikan Rasulullah sebagai teladan. “Rasulullah pernah shalat sampai kakinya bengkak. Anak-anak dan generasi muslim juga harus sadar bahwa shalat merupakan amal pertama yang akan dihisab di hari akhir,” kata Novan.
Di akhir, Novan mengajak para siswa SMP Miosi untuk senantiasa menyempurnakan shalatnya. “Caranya dengan menyempurnakan wudhu, gerakan, bacaan, dan ketenangan hati,” jelas dia.
Dia juga berpesan, agar jangan sampai generasi muslim menjadi orang munafik. “Dalam surat an-Nisa ayat 142 dijelaskan tentang ciri-ciri kaum munafiqun. Yaitu shalatnya tidak bersemangat, bermalas-malasan, riya’, dan tidak mengingat Allah kecuali sedikit,” tandas Novan.
Penulis Mahyuddin. Editor Darul Setiawan.