PWMU.CO – Bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, kehilangan seorang tokoh ulama KH Prof Ali Yafie. Almarhum pernah menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia 2000-2005, Sabtu (25/2) malam.
Kepada PWMU.CO, Ahad (25/2/2023) Prof Din Syamsuddin mengenang bagaimana sosok Ali Yafie.
“Sebagai Sekretaris MUI waktu itu saya menyaksikan almarhum adalah seorang ulama yang fakih, mempunyai wawasan pengetahuan keislaman yang luas,” katanya.
Selain itu, menurut Din, Prof Ali Yafie juga fasih menjelaskan realitas sosial-politik umat dan bangsa. “Beliau juga memiliki sikap teguh dalam prinsip: istikamah dan amanah,” katanya.
Din Syamsuddin berharap umat Islam dapat melahirkan kembali Ali Yafie-Ali Yafie lain yang memiliki kapasitas, intelektualitas, dan integritas seperti yang dimiliki Prof KH Ali Yafie.
Din menjelaskan, AliYafie mengalami sakit sudah cukup lama dalam usia yang sudah lanjut. “Semoga sakitnya tersebut telah menjadi sarana penggugur dosa,” ujarnya sambil berdoa “Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu.”
Din mengaku menyesal belum sempat menjenguk beliau dan bertakziah ke rumah duka karena sedang berada di Oran, Aljazair, menghadiri sebuah konperensi.
H. Ali Yafie yang lahir pada 1 September 1926, adalah tokoh Nahdlatul Ulama. Dia pernah menjabat sebagai pejabat sementara Rais Aam tahun 1991-1992.
Hingga wafatnya, ia aktif sebagai pengasuh Pondok Pesantren Darud Da’wah wal Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan yang didirikannya tahun 1947.
Prof Ali Yafie juga sebagai anggota Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). (*)
Editor Mohammad Nurfatoni