Aries Sudarly Yusuf, Kader Bandangan IPNU yang Pimpin Kembali Muhammadiyah Ponorogo.
PWMU.CO – Aries Sudarly Yusuf dikenal sebagai tokoh yang aktif dalam upaya pergerakan Islam di Ponorogo. Dua periode menjabat sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), yaitu periode 2000-2005 dan 2005-2010.
Pada periode kepemimpinannya mampu melahirkan amal usaha Muhammadiyah (AUM) dibidang ekonomi yaitu PT Daya Surya Sejahtera yang saat ini sudah berkembang pesat serta menjadi ikon perokonomian Muhammadiyah di Ponorogo.
Sebelumnya Aries menjabat sebagai Sekretaris PDM Ponorogo selama tiga periode (1985-1990, 1990-1995 dan 1995-2000) dan Sekretaris Majelis Dikdasmen.
Kini Aries Sudarly Yusuf kembali terpilih sebagai Ketua PDM Ponorogo untuk periode perpanjangan 2015-2020 meneruskan kepemimpinan Drs H Maftuh Bahrul Ilmi MH yang meninggal pada 10 Maret 2021. Dia terpilih dalam rapat pleno PDM Ponorogo, Sabtu (20/3/2021).
Di samping itu Aries aktif di organisasi non-Muhammadiyah antara lain Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), Ikatan Persatuan Haji Indonesia (IPHI), Forum Komunikasi Lembaga Dakwah serta Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat.
Kiprahnya sebagai seorang aktivis pergerakan Islam tidak mungkin didapat jika berpangku tangan saja. Semangat berjuang adalah modal utama. Dia mengaku sebagai kader bandangan.
Laki-laki kelahiran Pacitan, 5 Mei 1952, Aries itu memutuskan hijrah ke Ponorogo tahun 1976 ketika dia menjadi mahasiswa di Institut Agama Islam Muhammadiyah. Saat itu program pendidikan yang dicanangkan pemerintah belum terbentuk. Namun, kiprah Muhammadiyah dalam dunia pendidikan sudah dapat dirasakan.
Jenjang Pendidikan
Setelah menyelesaikan Sekolah Dasar tahun 1966, Aries melanjutkan pendidikan jenjang PGA. Sekolah yang didesain khusus untuk mencetak tenaga guru dengan harapan lulusannya akan dapat mengabdi. Butuh waktu 6 tahun bagi Aries untuk menyelesaikan sekolah PGA. Ia terpaksa pindah PGA karena harus menemani nenek di rumah. Aries kecil tinggal bersama neneknya. Tepat tahun 1972 Aries berhasil menyelesaikan pendidikan jenjang PGA.
Institut Agama Islam Negeri Kediri merupakan tempat melangsungkan pendidikan jenjang perguruan tinggi. Kepala sekolah merekomendasikan dirinya. Selama menjadi mahasiswa, jiwa aktivis sudah mulai diperlihatkan. Selain menjadi mahasiswa Ia juga aktif berorganisasi, aktif menulis, dan menjadi wartawan kampus.
Celakanya tulisan yang berisi kritikan Wakil Dekan sangat tepat sasaran. Menimbulkan masalah yang cukup pelik kala itu, hingga Aries memutuskan pindah Perguruan Tinggi. Ini point penting yang dapat diambil bagi seorang aktivis sekaligus penulis, berani dan tahu solusi. Beberapa jabatan organisasi dia tanggalkan, termasuk Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama.
Institut Agama Islam Muhammadiyah Cabang Solo yang berdiri di Ponorogo menjadi pilihan Aries. Kerap mengadakan pengajian, menghadiri pertemuan rutin sekaligus menjadi anggota tidak terstruktur Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Ponorogo di bawah bimbingan Muh. Mansyur. Hingga Ia menyelesaikan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang tahun 1988 jenjang sarjana.
Di samping bekerja menjadi Kepala SMP Muhammadiyah 2 Ponorogo, Guru SPG Muhammadiyah Ponorogo, Dosen sekaligus BPH Universitas Muhammadiyah Ponorogo, serta BPH Rumah Sakit Umum Aisyiyah Ponorogo.
IPNU ke Muhammadiyah
Kepada PWMU.CO Rabus (24/3/2021) Aries mengaku memilih Muhammmadiyah karena merasa cocok. Sebelum mengenal Muhammadiyah Aries adalah kader aktif Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU). Setelah kenal Muhammadiyah Aries merasa cocok dengan paham agama yang dikembangkan oleh persyarikatan Muhammadiyah.
Bertekad bergabung dengan hati nurani dan kemauan sendiri, serta jiwa semangat untuk berjuang menegakkan agama lewat persyarikatan Muhammadiyah.
Tipologi kader Muhammadiyah menurut Aries dibagi menjadi tiga macam. Pertama kader terstruktur dimana anggota mengikuti perkaderan yang ada pada naungan Muhammadiyah mulai yang paling kecil hingga naik tingkatnya.
Kedua kader pengikut atau sering disebut sebagai kader kinthil. Biasanya terjadi karena mengikuti jejak pimpinan yang melaksanakan kegiatan organisasi. Karena pengalaman mengikuti seorang tokoh semua ilmu ditransfer, dan bisa belajar langsung dari tokoh tersebut.
Ketiga kader Bandangan. Yakni kader yang awalnya bukan Muhammadiyah dan masuk Muhammadiyah ketika sudah terjun di pendidikan Muhammadiyah. Biasanya kader bandangan semangatnya lebih kuat.
Namun jangan saling menjatuhkan antara kader terstruktur, pengikut dan bandangan. Hal tersebut tidak akan memperkokoh solidaritas tapi akan menjadi penyakit yang akan meringkihkan terhadap persyarikatan. Sebaliknya justru saling menguatkan dan saling mengokohkan pondasi persyarikatan sehingga menjadi kekuatan yang solid.
Tokoh yang Menginspirasi
Aries juga memaparkan beberapa tokoh yang mengispirasi dirinya dalam bermuhammadiyah. Dari sisi kader bandangan semisal Ustadz Rahim Noor, berawal ketua GP Ansor Jawa Timur yang kemudian menjadi Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Prof Dr Din Syamsuddin sama-sama kader bandangan. Berasal dari keluarga nahdiyin yang kokoh menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dua periode yang sebelumnya juga menjadi Ketua PP Pemuda Muhammadiyah.
Begitu juga dengan kiprah perjuangan KH. AR Fahrudin. Meskipun akademiknya tidak sampai mencapai tingkat sarjana tapi dengan kharisma keulamaannya mampu menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah selama 23 tahun, era orde baru, berjalan beriringan dengan kepemimpinan Presiden Soeharto.
Mimpi untuk Muhammadiyah
Menurut Aries, Muhammadiyah adalah gerakan Islam rahmatan lil alamin. Karena itu harus bisa memosisikan diri menuju sebagai pencerah sehingga terwujudlah kehidupan umat Islam yang berkemajuan.
“Tantangan semakin berat ke depan. Impian sekaligus pesan kepada kader mendatang. Kader harus siap dalam segala profesi. Muhammadiyah sangat besar, hampir seperti negara. Pengelolaan amal usaha adalah persoalan yang menjadi agenda besar, jangan dikelola secara klasik, tapi harus manajemen dengan benar dan profesional,” ungkapnya.
Dia menegaskan, kader harus berkomitmen dan cinta pada Muhammadiyah dan memiliki militansi yang tinggi. “Harus dapat berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung baik kepada persyarikatan, kemasyarakatan maupun keumatan,” ujarnya.
Bagi dia, kader adalah pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah. “Sorang kader harus kreatif, aktif, dedikatif, inovatif dan reaktif. Dan yang paling penting adalah tidak saling merendahkan. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, asah asih asuh, bersama-sama membesarkan Muhammadiyah,” terang dia.
Di aberpesan, meski orientasi politik berbeda, profesi berbeda, jangan mengurangi komitmen bermuhammadiyah. Persengketaan yang berkepanjangan itu menjadi kelemahan, itu adalah penyakit bakteri dan virus yang harus dihilangkan. Muhammadiyah ke depan akan diserahkan kepada siapa.
Muhammadiyah Wasathan
Aries Sudarly Yusuf menegaskan Muhammadiyah tidak ekstrim kanan maupun ekstrim kiri, tapi moderat jadi ummatan wasathan. “Ektrim tidak akan menguntungkan persyarikatan, maka posisi yang diambil adalah ummatan wasathon atau moderat. Ini harus dipegang teguh,” pesan dia.
“Keikhlasan untuk menegakkan liilla lii kalimatillah memperjuangan persyarikatan Muhammadiyah adalah kesan terindah. Semua asset milik Muhammadiyah bukan perseorang itu sangat luar biasa,” tambahnya.
Oleh karena itu Majelis Pendidikan Kader harus menyelamatkan amal usaha, harus memiliki otoritas yang dominan betul agar tidak jatuh kepada orang yang tidak mempunyai komitmen dan tidak bertanggung jawab pada persyarikatan.”
Muhammadiyah itu akan memberi berkah kehidupan jika benar-benar dipelihara. Berkah hidup itu tafsirannya sangat komplek. Kemudian jangan pernah cidro, jangan menghianati Muhammadiyah, nanti bisa kualat,” tutur Aries yang ingin berjuang di Muhammadiyah sampai mati walaupun tidak terstruktur di dalam kepengurusan.
“Meskipun kader bandangan akan berjuang dengan seoptimal mungkin walaupun menghadapi berbagai macam rintangan,” ucapnya. (*)
Penulis Wahyu AN Co-Editor Sugiran Editor Mohammad Nurfatoni