
PWMU.CO – Imam dari Palestina Syeikh Yahya Mohammad Al-Shafei punya cerita menarik bagaimana dia bisa sampai Indonesia, menjadi duta Lazismu dalam safari dakwah bertema Ramadhan 1440 Hijriah Mencerahkan.
Hal itu terungkap dalam ceramah Syeikh Yahya di Masjid Attaqwa Kemasan Gresik, Selasa (7/5/19), yang diterjemahkan oleh Muhammad Bagus Seto.
“Syeikh mendapatkan sertifikat tahfidz Alquran kaamilan (secara lengkap dan 30 Juz),” kata alumnus Pondok Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo asal Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik, itu saat memperkenalkan tamunya.
Syeikh Yahya mengawali ceramah usai shalat Tarawih dengan kisah bagaimana ia sampai di Indonesia. “Berangkat dari Kota Gaza—kota tanpa bandara—dan harus melakukan perjalanan bus ke perbatasan Gaza-Mesir di daerah yang bernama El Arish,” ceritanya.
Di El Arish—utara Sina Mesir selepas Kota Rafah Jalur Gaza—berlangsung pemeriksaan yang sangat ketat. “Harus menunggu izin masuk Kota Kairo hingga tiga hari di dalam bus, di padang pasir dan di bawah penjagaan ketat oleh tentara Mesir,” ujarnya.
Dari Kairo Mesir, Syeikh Yahya bertolak menuju Arab Saudi untuk melakukan ibadah umrah. Dari sana baru kemudian dia bisa terbang ke Indonesia.
Selama di Indonesia, dia akan berdakwah di Kabupaten Gresik dan Lamongan. Tuuannya untuk menggalang dana kemanusiaan untuk mendirikan rumah sakit Indonesia untuk Kota Hebron Palestina.
“Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang damai dan ramah. Kami selalu menyambut kalian semua untuk ke Gaza,” ucapnya. Kontan harapan itu diamini oleh jamaah yang memadati masjid.
“Kami akan menyambut masyarakat Indonesia di Gaza dan meletakkan kalian semua di atas kepala kami sebagaimana rasa hormat kami kepada masyarakat Indonesia,” ucap Syeikh Yahya menggambaran rasa hormat rakyat Palestina pada masyarakat Indonesia.

Ucapan ini membuat para jamaah tersentuh hatinya dan terketuk untuk membantu kesulitan yang dihadapi masyarakat Gaza.
Apalagi ketika jamaah diperlihatkan kejadian-kejadian memilukan di Palestina lewat video. Tampak tentara Zionis Israel meledakkan rudal-rudal yang menghujam masjid dan pemukiman di Gaza.
Di akhir acara tim relawan Lazismu ‘melelang’ syal Save Palestina yang hasilnya akan disalurkan untuk program kemanusiaan ini. Seketika itu seorang ibu bernama Kisbandiyah dari Majelis Taklim Attaqwa Kemasan langsung membelinya.
“Senang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Lazismu ini walau tidak seberapa (saya berdonasi),” katanya Bu Isa, panggilannya yang termasuk senior di 56 anggota majelis taklim.
Tidak hanya Bu Isa, anggota mejelis taklim lainnya pun ikut membeli syal dengan infak berkisar antara Rp 200-300 ribu. (ZAW)