PWMU.CO – SMP Mutu gelar program Guru Mengaji, yaitu program unggulan baru untuk perbaikan bacaan al-Quran bagi para guru SMP Mutu Surabaya.
Salah seorang Guru Tahfidh SMP Mutu Ustadz Wawan mengatakan, Guru Mengaji merupakan program khusus pada semester ganjil di tahun ajaran 2020-2021. Ini juga menjadi kesempatan bagus bagi para guru. “Karena dalam program ini, para guru dapat memperbaiki kemampuan dalam membaca al-Quran, baik secara hukum tajwid maupun makhrajnya,” ujar dia.
Kaur Ismuba SMP Mutu Dwi Nuryani menyampaikan, program yang disambut antusias dan direspon positif oleh para guru itu nantinya juga dilaksanakan para siswa. “Nanti, jika pandemi Covid-19 berangsur menurun dan sekolah dapat menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Tentunya dengan tetap mematuhi aturan protokol kesehatan,” papar Dwi Nuryani.
Kelas Takhassus
Kepala SMP Muhammadiyah 7 (Mutu) Surabaya Imam Sapari SHI MPdI mendukung penuh program yang telah dimulai pada Rabu (16/12/20) itu. Program tersebut sudah dipersiapkannya dalam rapat terbatas antara kepala sekolah, Kaur Ismuba, dan para guru tahfidh al-Quran SMP Mutu.
“Program Guru Mengaji ini sebenarnya telah dilakukan secara daring dari rumah sejak beberapa bulan yang lalu. Harapannya, agar bisa memberikan efek positif bagi guru dalam membimbing para siswa, usai pandemi Covid-19 ini berakhir,” tutur Imam Sapari.
Selain program Guru Mutu Mengaji, lanjut dia, SMP Mutu Surabaya juga membuka kelas takhassus untuk para siswa. “Targetnya, para siswa dapat hafal tujuh juz. Sedangkan untuk kelas boarding para siswa hafal 15 Juz pada tahun ajaran 2021-2022 nanti,” jelasnya.
Dia berharap, sekolah yang beralamat di Jalan Dupak Jaya V No 49-53 ini menjadi sekolahnya para pemimpin sehingga terus berkembang. “Kami memiliki program unggulan yakni pembinaan hafidh al-Quran. “Semoga bisa berkembang dan semakin dikenal masyarakat luas. Juga menjadi barometer dalam pembinaan para calon pelajar yang bisa belajar serta menghafal al-Quran dengan baik dan tuntas,” tandas Imam Sapari. (*)
Penulis Muhammad Rukhan Asrori. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.