Belasan ribu peserta World Moslem Scout Jamboree (WMSJ) 2025 menyerukan doa dan dukungan bagi Palestina dalam penutupan kegiatan di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur. Agenda pramuka muslim pertama di dunia ini menjadi bagian dari peringatan 100 Tahun Gontor, sekaligus menegaskan komitmen Indonesia sebagai bangsa cinta damai dan menolak penjajahan.
Suasana hening menyelimuti arena ketika Ketua Panitia Peringatan 100 Tahun Gontor, Hamid Fahmy Zarkasyi, mengajak 15.333 peserta untuk mendoakan rakyat Palestina yang tengah berjuang melawan penindasan dengan membaca surat Al-Fatihah.
“Untuk rakyat Palestina yang sedang kelaparan, kesusahan, mari kita doakan bersama-sama dengan membaca Al-Fatihah,” ucapnya lantang, disambut ribuan suara peserta yang bergema membaca surat Al-Fatihah.
Momen tersebut semakin kuat ketika Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyampaikan apresiasinya kepada WMSJ yang telah menjadikan pesan damai untuk Palestina sebagai agenda utama.
“Menurut saya luar biasa. Pesan damai untuk Palestina, untuk Gaza yang kini porak-poranda, menjadi inti dari kegiatan ini. Kita semua berdoa agar segera datang keadilan dan kebebasan,” tegasnya.

Pramono juga menyatakan keprihatinannya atas penderitaan panjang rakyat Palestina akibat agresi zionisme Israel. “Ini adalah keprihatinan kita bersama. Semoga segera ada solusi dan Palestina bisa merdeka dengan damai,” tambahnya.
Dengan lantang, WMSJ menegaskan bahwa jambore pramuka muslim sedunia ini bukan sekadar pertemuan pramuka, tetapi gerakan moral global yang melahirkan generasi muda muslim berkarakter, beradab, dan peduli kemanusiaan. Dari Jakarta, pesan damai dan seruan pembebasan Palestina diperdengarkan untuk dunia.
Diselenggarakan di Buperta Cibubur, WMSJ 2025 diikuti 15.333 peserta yang terdiri dari 7.149 putra, 6.349 putri, 1.718 pembina, serta 117 panitia dan pengurus pesantren. Jambore ini melibatkan 1.530 grup pramuka dari 18 negara, antara lain Arab Saudi, Malaysia, Oman, Qatar, Brunei Darussalam, Maladewa, Tunisia, Inggris, dan Ghana.
WMSJ menegaskan dirinya sebagai ruang kebersamaan, pendidikan kepemimpinan, sekaligus panggung suara perdamaian. Dari Jakarta, dunia mendengar seruan: “We are Muslim, Civilized, United and Peaceful – Free Palestine!” (*)



0 Tanggapan
Empty Comments