
Oleh: Dr dr Sukadiono MM – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur
Kesehatan adalah hak dasar manusia dan merupakan salah satu indikator utama kesejahteraan bangsa. Di tengah dinamika zaman yang terus berubah cepat, berbagai persoalan kesehatan terus bermunculan, mulai dari penyakit menular yang belum sepenuhnya tertanggulangi, meningkatnya kasus penyakit tidak menular, hingga tantangan besar dalam aspek preventif dan promotif di masyarakat. Sebagai gerakan Islam berkemajuan, Muhammadiyah tidak boleh tinggal diam menghadapi kenyataan ini. Kita harus hadir memberi solusi, bukan sekadar mengkritik.
Sejak awal, Muhammadiyah telah memosisikan pelayanan kesehatan sebagai bagian integral dari dakwah sosial. Berdasarkan nilai-nilai yang tertuang dalam Surat Al-Ma’un, KH Ahmad Dahlan mewariskan prinsip bahwa keberagamaan yang sejati harus menyentuh realitas sosial. Menolong orang sakit, memberikan pengobatan, dan membangun fasilitas kesehatan adalah bagian dari ibadah yang luhur. Maka tidak mengherankan jika sejak awal abad ke-20, Muhammadiyah sudah mendirikan rumah sakit, klinik, dan balai kesehatan, jauh sebelum negara hadir secara sistematis dalam bidang ini.
Di Jawa Timur, gerakan kesehatan Muhammadiyah tumbuh dengan pesat dan semakin solid. Melalui Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PWM Jatim, kami membina jaringan puluhan rumah sakit dan klinik Muhammadiyah maupun Aisyiyah yang tersebar dari kota besar hingga daerah pelosok. Jaringan ini tidak hanya menyediakan layanan kesehatan umum, tetapi juga menjadi pusat dakwah dan penguatan spiritual. Pelayanan kami menjunjung tinggi nilai keislaman: adil, ramah, profesional, dan terbuka untuk semua.
Namun kita tidak bisa menutup mata bahwa masih banyak persoalan kesehatan masyarakat yang harus dihadapi secara serius. Di daerah terpencil, akses terhadap layanan kesehatan masih minim. Stunting masih menjadi masalah besar di sebagian wilayah. Kasus gizi buruk, kesehatan ibu dan anak yang belum optimal, serta rendahnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat menjadi tantangan harian kita. Belum lagi beban sistemik dari penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung yang semakin meningkat.
Muhammadiyah tidak hanya hadir dalam pelayanan kuratif, tetapi juga terus menguatkan pendekatan preventif dan promotif. Kami menggerakkan kader-kader kesehatan untuk turun langsung ke masyarakat melalui program penyuluhan gizi, sanitasi lingkungan, kampanye anti-merokok, hingga edukasi kesehatan mental. Pendekatan ini kami lakukan dengan memanfaatkan jaringan masjid, sekolah, dan majelis taklim sebagai basis perubahan perilaku.
Dalam konteks modern, Muhammadiyah juga harus adaptif terhadap perkembangan teknologi. Layanan berbasis digital dan telemedicine mulai dikembangkan untuk menjangkau wilayah-wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Kami ingin memastikan bahwa siapa pun, di mana pun, dapat mengakses layanan kesehatan yang layak dan berkualitas. Dengan sistem informasi digital, proses administrasi rumah sakit dan klinik Muhammadiyah juga menjadi lebih transparan dan efisien.
Program besar yang juga menjadi perhatian kami adalah pengembangan 1000 Klinik Muhammadiyah. Ini adalah bentuk komitmen nyata dalam menjawab ketimpangan akses kesehatan di Indonesia. Klinik bukan hanya tempat berobat, tetapi juga ruang edukasi, konsultasi, dan dakwah. Klinik yang dekat dengan masyarakat akan menjadi garda terdepan untuk mengintervensi masalah kesehatan sejak dini.
Kami juga memahami bahwa sinergi adalah kunci. Muhammadiyah tidak bisa berjalan sendiri. Kami terus menjalin kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, lembaga swasta, dan organisasi internasional. Kerja sama ini telah membuahkan berbagai program intervensi gizi, penanggulangan bencana kesehatan, serta pelatihan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan.
Tentu, semua capaian ini bukan tanpa tantangan. Operasional rumah sakit dan klinik Muhammadiyah memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit, pengelolaan SDM yang profesional, serta kemampuan menghadapi regulasi yang dinamis. Tetapi dengan semangat kolektif, gotong royong, dan profesionalisme yang kita jaga bersama, kita yakin Muhammadiyah akan terus menjadi solusi bagi umat dan bangsa dalam bidang kesehatan.
Penutupnya, saya mengajak seluruh kader dan simpatisan Muhammadiyah untuk terus menjaga komitmen dakwah di bidang kesehatan. Jadikan setiap Amal Usaha Kesehatan kita sebagai medan jihad modern yang penuh keberkahan. Dengan semangat Al-Ma’un, mari kita hadirkan layanan kesehatan yang rahmatan lil ‘alamin—untuk semua golongan, untuk semua kalangan, tanpa diskriminasi.
Artikel ini sudah pernah diterbitkan di Majalah Matan (*)
Editor Amanat Solikah


0 Tanggapan
Empty Comments