
Santriwati PPEM Benjeng saat menyaksikan Pertandingan Persebaya vs Semen Padang, Minggu (11/05/2025). (Hanim/PWMU.CO).
PWMU.CO – Jika dunia ini menjadi ladang belajar, pasti semua sepakat bahwa pembelajaran tak terbatas oleh ruang, tempat dan waktu. Kapanpun dan dimanapun, proses itu bisa berjalan dan dinikmati.
Spirit ini juga yang kemudian terdapat pada santri Pondok Pesantren Entrepreneur Muhammadiyah (PPEM) Benjeng Gresik, Minggu (11/05/2025).
Hari itu, sebanyak 15 santri berkesempatan menyaksikan pertandingan Persebaya Surabaya. Laga Kompetisi Liga 1 yang mempertemukan Bajol Ijo lawan Semen Padang ini berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya.
Undangan Panpel Persebaya
Kehadiran mereka, atas undangan dari Panpel Persebaya. karena sebelumnya, para santri PPEM turut menguatkan jalur langit lewat khotmil Al-Quran sehari sebelum pertandingan.
Walau diwarnai hujan lebat sepanjang pertandingan, dan Persebaya gagal menang, toh sama sekali tak mengurangi misi para santri; ngaji kehidupan.
Di tribun, bagaimana mereka melihat beragam pendukung Persebaya yang hadir. Berbeda latar belakang, rupa maupun isi kepala. Dan, semua datang berkumpul disatukan Persebaya.
Sepanjang 90 menit mereka totalitas mendukung Bruno Moreira dkk berjuang di lapangan. Memberi suntikan motivasi lewat teriakan, yel-yel dan gemuruh nyanyian, layaknya pemain keduabelas di sepakbola.
“Pelajarannya, semua perbedaan dan keberagaman akan menjadi kekuatan bila dikelola, diorganisir secara rapi. Seperti halnya Persebaya ini,”ungkap Annisa.
Di lapangan, para santri juga dapatkan Pelajaran berharga. Bagaimana aturan main dijalankan. Sportifitas ditegakkan. Dua tim yang bertanding, semuanya ikut dan patuh pada aturan main yang disepakati. Sehingga pertandingan berjalan menarik dan enak dinikmati.
“Begitu juga dalam berorganisasi. Ada aturan main yang disepakati bersama, menjadi jalan panduan dalam melangkah” tambah siswi SMP Muhammadiyah 8 Benjeng Gresik ini.
Para santri memang diminta menuangkan apa yang didapat dari pertandingan ini. Semua diamati, dirasakan dan dituangkan dalam laporan. “Moga ini bisa terrekam dalam memori mereka. Menjadi bekal di masa depan,” tandas Ustadz Sholikun, pendamping para santri ngaji kehidupan di GBT.
Selain mempererat ukhuwah, tambah Sholikun, harapannya kegiatan ini juga dapat menumbuhkan kecintaan terhadap olahraga dan menanamkan semangat sportivitas. Tidak lupa, sekaligus sebagai apresiasi terhadap kerja keras baik dalam menuntut ilmu agama maupun dalam kehidupan.
Penulis Maria Hanim, Editor Danar Trivasya Fikri


0 Tanggapan
Empty Comments