Oleh: Ja’far Shodiq Hibatullah
PWMU.CO – Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap individu. Pendidikan yang telah berjalan selama ini dianggap belum mampu untuk membentuk karakter suatu bangsa. Oleh sebab itu, pendidikan karakter merupakan aspek yang sangat penting bagi suatu generasi untuk meneruskan kebesaran dan kemuliaan negaranya.
Karakter terbentuk dengan berbagai faktor yang ada di sekitarnya. Mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Di lingkungan sekolah, pembentukan karakter dalam kurikulum merdeka dimuat dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Pada kurikulum merdeka terdapat P5 yang di dalamnya memiliki enam dimensi yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, kreatif, bernalar kritis dan mandiri.
Tujuan dari P5 sendiri adalah untuk memberikan kesempatan kepada para pelajar untuk menjalani proses penguatan karakter dan kesempatan belajar di sekitarnya karena karakter individu dapat tercermin dari moral individu.
Maka dari itu, P5 penting karena degradasi moral telah banyak terjadi di sekitar kita. Masalah moral atau degradasi moral menjadi suatu permasalahan dalam dunia pendidikan terutama di kalangan siswa dan santri. Tentu saja hal tersebut sangat mengkhawatirkan.
Degradasi moral siswa sekolah dasar semakin memprihatinkan dalam interaksi sosial karena tidak mempunyai nilai moral. Hal tersebut tampak pada perkembangan berita di media massa yang menampilkan berita penyimpangan perilaku pelajar, seperti perkelahian, pemerkosaan, bullying, narkoba, pelecehan seksual, mabuk dan merokok di lingkungan sekolah.
Kenakalan remaja adalah masalah yang masih sangat sering terjadi di Indonesia. Data UNICEF tahun 2016 menunjukkan bahwa kenakalan pada usia remaja diperkirakan mencapai sekitar 50 persen.
Data tersebut sangat menggambarkan bahwa kenakalan yang dilakukan oleh remaja di Indonesia masih sangatlah tinggi. Adanya kondisi tersebut membuat pelajar atau santri harus memiliki good personality.
Good personality mengacu pada serangkaian sifat, perilaku, dan karakteristik positif yang berkontribusi terhadap kesejahteraan individu secara keseluruhan dan interaksi positif dengan orang lain. Hal Ini mencakup kejujuran, integritas, kebaikan, empati, ketahanan, disiplin diri, dan rasa nilai moral yang kuat.
Seseorang dengan kepribadian yang baik umumnya dipandang sebagai orang yang dapat dipercaya, dapat diandalkan, dan menghormati orang lain. Salah satu cara untuk menjadi good personality adalah pembentukan akhlak yang baik dari siswa itu sendiri.
Pendidikan di pesantren bisa menjadi salah satu cara untuk membentuk good personality dari seorang santri. Dalam pesantren banyak sekali pembelajaran, baik dari segi tauhid hingga akhlak yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah pembelajaran dalam kitab “Kifayatul Atqiya”.
Peneliti tertarik meneliti lebih jauh tentang internalisasi pembelajaran dalam Kifayat Al-Atqiya’ terutama di kalangan santri yang berada di daerah yang dijuluki sebagai kota santri. Seorang santri diharapkan memiliki good personality setelah mempelajari kitab Kifayat Al-Atqiya dan juga bisa menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
Kitab Kifayat Al-Atqiya Wa Minhaj Al-Ashfiya, atau yang lebih dikenal sebagai Al-Atqiya, ditulis oleh Syaikh Abu Bakar. Dalam kitab ini ada dua catatan yang begitu jelas tentang Manzhumah Hidayat Al-Adzkiya Ila Tariq Al-Auliya.
Metode penulisannya adalah memuat deskripsi dan penjelasan tentang judul, definisi dan batasan yang berkaitan dengan topik. Setelah itu, nazham dari Hidayat Al-Adzkiya disebutkan dan dijelaskan tentang tujuan penulis Manzhumah. Selain itu, untuk teks-teks tertentu Syaikh Abu Bakar menganalisis tata Bahasa I’rab.
Abu Bakar bin Muhammad Syatha Al-Dimyathi lahir pada tahun 1266H/1849M dan meninggal pada tahun 1310H/1892M. Beliau berasal dari keluarga Syatha yang terkenal karena pengabdiannya. Beliau adalah orang yang tidak mengenal ayahnya, karena ketika dia baru berusia tiga bulan, ayahnya meninggal.
Pemikiran Abu Bakar Al-Markhum Muhammad Syatho’ tentang karakter dalam kitab Kifayatul Atqiya’ Wa Minhaj Asfiya’ adalah taubat, qana’ah, zuhud, tawakal, ikhlas, uzlah, menjaga waktu, menjaga lisan, kerja keras, kejujuran, sabar.
Semuanya berorientasi pada pembinaan akhlak yang menyeluruh, meliputi akhlak kepada Allah SWT, diri sendiri dan orang lain. Implementasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Kifayat Al-Atqiya’ berkaitan dengan pendidikan agama Islam.