Search
Menu
Mode Gelap

Dai Komunitas Tak Cukup Berpidato, Harus Membawa Solusi dan Pesan

Dai Komunitas Tak Cukup Berpidato, Harus Membawa Solusi dan Pesan
Ketua LDK PP Muhammadiyah saat menyampaikan materinya. (Istimewa/PWMU.CO)
pwmu.co -

Dalam rangkaian kegiatan Akademi Dai Digital (ADD) Batch 3 Muhammadiyah yang berlangsung di Balai Pengembangan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sumatera Selatan (23-25/9/2025), para peserta tidak hanya dibekali dengan materi teknik dakwah berbasis teknologi digital.

Mereka juga diarahkan untuk memahami secara mendalam tentang kelembagaan Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Muhammadiyah, mengingat lembaga ini masih tergolong baru di dalam struktur resmi Muhammadiyah.

Ketua LDK PP Muhammadiyah, Muchamad Arifin, menyampaikan materi yang sarat inspirasi dengan mengawali presentasinya melalui pemutaran video pendek tentang kiprah dakwah pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, di komunitas marginal, pedagang, hingga kalangan parlemen pada masa awal berdirinya Muhammadiyah.

Video tersebut memberi gambaran nyata bahwa dakwah Muhammadiyah sejak awal berdiri telah menjangkau berbagai lapisan masyarakat.

Dalam paparannya, Muchamad Arifin menjelaskan bahwa LDK Muhammadiyah memiliki fokus utama pada dakwah komunitas, mulai dari kelas bawah, menengah, hingga kelas atas, termasuk komunitas khusus dan komunitas mualaf yang berada di daerah terpencil dan kawasan 3T.

Ia menegaskan bahwa peran dai komunitas LDK berbeda dengan muballigh Majelis Tabligh. Seorang dai komunitas bukan hanya mengandalkan kemampuan retorika, tetapi juga harus hadir dengan pendekatan nyata.

“Ketika turun ke komunitas marginal atau kelas bawah, dai tidak bisa datang dengan tangan kosong. Harus ada buah tangan atau bentuk kepedulian yang diberikan kepada anggota komunitas tersebut,” jelasnya.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Muchamad Arifin juga menekankan bahwa materi yang ia sampaikan tidak semata teori, melainkan berangkat dari pengalaman nyata para dai LDK Muhammadiyah yang telah berdakwah baik di perkotaan maupun di daerah 3T.

Hal ini diharapkan menjadi bekal praktis bagi peserta Akademi Dai Digital untuk mengembangkan dakwah yang lebih menyentuh, relevan, dan solutif bagi komunitas yang mereka layani.

Menutup paparannya, Muchamad Arifin berpesan kepada seluruh utusan daerah agar tidak hanya menjadi peserta pelatihan semata. “Kami berharap masing-masing memiliki binaan komunitas di daerahnya masing-masing sebagai wujud nyata hasil pembelajaran di Akademi Dai Digital ini,” tuturnya.

Pesan tersebut mendapat sambutan antusias dari peserta yang siap mengembangkan dakwah komunitas di wilayahnya masing-masing. (*)

0 Tanggapan

Empty Comments