Search
Menu
Mode Gelap

Era AI, Pakar USM Ingatkan Jurnalis Jangan Lupakan Narasi Kemanusiaan

Era AI, Pakar USM Ingatkan Jurnalis Jangan Lupakan Narasi Kemanusiaan
Kuliah tamu bertajuk Challenges of Journalism in the Era of AI di UMY. Foto: Istimewa
pwmu.co -

Program Internasional Ilmu Komunikasi (International Program of Communication Studies/IPCOS) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menghadirkan Dr. Nik Norma Nik Hasan dari School of Communication, Universiti Sains Malaysia (USM), dalam kuliah tamu bertajuk Challenges of Journalism in the Era of AI pada Rabu (1/10/2025).

Acara ini berlangsung di Amphitheater E.6 lantai 5 Gedung Pascasarjana UMY dan diikuti ratusan mahasiswa serta dosen dengan antusias.

Dalam kuliah tamu tersebut, Nik Norma menyoroti dua isu besar yang kini dihadapi jurnalisme, yakni perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan urgensi liputan isu perubahan iklim.

Menurutnya, media harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi tanpa kehilangan misi humanisnya dalam menyampaikan kebenaran kepada publik.

“Jurnalisme dapat membantu mengolah data besar tentang perubahan iklim, tetapi narasi kemanusiaan tetap perlu dihadirkan agar publik tergerak untuk bertindak,” ujar Nik Norma.

Dia lalu menjelaskan, integrasi data perubahan iklim dengan teknologi kecerdasan buatan membuka peluang besar bagi jurnalisme lingkungan.

Analisis berbasis data dapat memperkuat liputan investigatif, misalnya dalam melacak pola cuaca ekstrem, kebakaran hutan, pencemaran udara, atau naiknya permukaan laut.

Namun demikian, ia menegaskan pentingnya framing berita yang berpihak pada lingkungan. Menurutnya, media tidak boleh terjebak dalam sekadar menyajikan angka dan data, tetapi harus mampu mengkomunikasikan dampak nyata krisis iklim pada kehidupan sehari-hari masyarakat.

“Tanpa framing yang tepat, berita lingkungan hanya akan lewat begitu saja di mata publik. Jurnalis harus bisa menyusun narasi yang membangkitkan empati dan kesadaran,” tambahnya.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Sesi diskusi interaktif antara mahasiswa dan Nik Norma berlangsung hangat. Salah satu isu yang banyak ditanyakan adalah tentang maraknya hoaks terkait lingkungan dan perubahan iklim.

Menjawab hal ini, ia menekankan bahwa jurnalisme berkualitas memiliki peran penting dalam memverifikasi informasi dan melawan disinformasi yang beredar luas, terutama di media sosial.

“Ketika berita palsu tentang lingkungan beredar, dampaknya bisa sangat besar. Misalnya, masyarakat bisa salah paham tentang penyebab banjir atau kebakaran hutan. Inilah mengapa jurnalis perlu memperkuat literasi publik dengan informasi yang akurat,” jelasnya.

Kegiatan kuliah umum ini merupakan bagian dari kolaborasi antara Program Studi Ilmu Komunikasi UMY dan USM.

Kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas wawasan mahasiswa UMY tentang praktik jurnalisme global, terutama dalam menghadapi tantangan baru yang ditimbulkan oleh AI dan krisis iklim.

Universiti Sains Malaysia sendiri dikenal sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Asia Tenggara maupun dunia. Kampus yang berlokasi di Penang, Malaysia, ini tercatat masuk dalam jajaran elit universitas peringkat QS 200 dunia.

Melalui kuliah umum ini, mahasiswa UMY tidak hanya memperoleh perspektif akademik dari pakar internasional, tetapi juga didorong untuk lebih kritis dan adaptif terhadap perkembangan jurnalisme masa depan. (*)

0 Tanggapan

Empty Comments