Dalam upaya penguatan karakter anak-anak Indonesia, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti hadir menjadi pembicara utama pada Seminar Nasional Wanita Islam yang bertajuk “Pendidikan Berkeadaban: Membangun Kepemimpinan Muslimah Sejak Usia Dini dalam Sistem Pendidikan Nasional” yang digelar di Jakarta, Rabu (10/9/2025).
Dalam arahannya, Abdul Mu’ti menyampaikan keprihatinan terhadap fenomena yang dikenal sebagai fragile generation atau generasi rapuh, yakni anak-anak yang lemah secara mental, spiritual, dan moral, meskipun tidak jarang memiliki keunggulan secara intelektual maupun fisik.
Ia menekankan pentingnya peran seorang ibu dalam membentuk generasi Indonesia yang kuat, cerdas, dan berakhlak mulia.
“Jika kita ingin membangun generasi Indonesia yang hebat dan kuat, maka semuanya harus dimulai dari peran para ibu. Pendidikan sejati bermula sejak dalam kandungan, mulai dari asupan nutrisi, bacaan, hingga suasana hati ibu hamil, semuanya turut membentuk karakter anak,” ujar Menteri Mu’ti.
Menteri Mu’ti menuturkan bahwa ibu merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak sejak seribu hari pertama dalam kehidupan.
Selain itu, menurutnya, peran ibu turut menentukan kesehatan fisik, daya tahan tubuh, hingga tingkat kecerdasan anak. Bahkan, nilai spiritualitas dan akhlak seorang anak juga sangat dipengaruhi oleh sikap ibu dalam mendidik, merawat, dan berinteraksi dengannya.
Ia menambahkan bahwa riset telah membuktikan, anak-anak yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) secara penuh selama dua tahun memiliki ketahanan fisik dan kemampuan kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mendapat ASI secara penuh.
“Temuan ini sejalan dengan ajaran al-Quran yang menekankan pentingnya menyusui hingga dua tahun penuh,” tuturnya.
Abdul Mu’ti juga menekankan pentingnya sinergi antara rumah, sekolah, dan masyarakat. Ia menilai bahwa pendidikan karakter tidak dapat dibebankan hanya kepada sekolah.
“Untuk mendidik satu anak, dibutuhkan seluruh kampung. Artinya, pendidikan harus menjadi tanggung jawab bersama. Sekolah, keluarga, hingga lingkungan bermain harus sejalan dalam menanamkan nilai-nilai moral dan akhlak mulia,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) kini tengah mengembangkan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning).
Pendekatan ini, lanjutnya, menekankan pemahaman makna, daya juang, dan semangat belajar sepanjang hayat, bukan sekadar mengejar nilai ujian.
“Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan, di mana anak merasa bahagia saat belajar, guru menjadi teladan, dan proses pendidikan mampu melahirkan generasi berkarakter kuat, beriman, serta beradab,” ungkapnya.
Selain itu, ia menambahkan bahwa Kemendikdasmen juga memiliki program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang merupakan upaya dalam membentuk karakter anak sejak dini.
Mengakhiri arahannya, Abdul Mu’ti mengajak para peserta yang hadir untuk terus berperan aktif dalam mendampingi generasi muda. Menurutnya, perempuan memiliki posisi strategis, baik sebagai pendidik di dalam keluarga maupun sebagai penggerak di tengah masyarakat.
“Ibu adalah madrasah pertama. Jika kita ingin melahirkan generasi Indonesia yang hebat, kuat, dan berkeadaban, maka semuanya harus dimulai dari peran para ibu,” pungkas Mendikdasmen. (*)

0 Tanggapan
Empty Comments