Search
Menu
Mode Gelap

Menggali Hikmah Puasa: Resep Tradisional untuk Kesehatan dan Spiritualitas

Menggali Hikmah Puasa: Resep Tradisional untuk Kesehatan dan Spiritualitas
pwmu.co -
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr Hidayanto Sp JP saat menyampaikan materi (Sarwito/PWMU.CO)

PWMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kalibaru Banyuwangi menggelar Pengajian Ahad Pagi (PAP) di masjid Al Ihsan Kalibaru pada Minggu (9/3/2025).

Kajian yang mengusung tema “Puasa, Resep Tradisional Edukatif Spiritual” ini menghadirkan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr Hidayanto Sp JP.

Ia sangat menguasai materi hingga jamaah terdiam sejenak, merenungi isi ceramahnya.Di awal ceramah, ia membacakan QS Al-Baqarah ayat 183, 180, dan 178. Dari ketiga ayat tersebut, terdapat satu kesamaan, yaitu penggunaan kata “kutiba”, yang berarti diwajibkan atau ditetapkan atas kalian.

Tiga frasa yang mengandung kata tersebut adalah:

1. كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ

Artinya: “Diwajibkan atas kalian berpuasa…” (QS. Al-Baqarah: 183)

2. كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِن تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ

Artinya: “Diwajibkan atas kalian, apabila salah seorang di antara kalian kedatangan maut, jika ia meninggalkan harta, (hendaknya ia membuat) wasiat…” (QS. Al-Baqarah: 180)

3. كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ

Artinya: “Diwajibkan atas kalian (melaksanakan hukum) qishash…” (QS. Al-Baqarah: 178)

Penggunaan kata “kutiba” dalam ketiga ayat ini menunjukkan adanya kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat Islam dalam aspek ibadah (puasa), muamalah (wasiat), dan hukum pidana Islam (qishash).

Dari ketiga contoh di atas, terlihat betapa pentingnya perintah puasa, wasiat, dan qishash dalam kehidupan umat Islam.Ia juga menyampaikan bahwa perintah puasa memerlukan peran ahli di bidang kesehatan, karena ibadah ini berkaitan erat dengan kondisi fisik seseorang. Pemahaman yang baik tentang kesehatan akan membantu memastikan bahwa puasa dapat dilakukan dengan aman tanpa membahayakan tubuh.

“Perintah wasiat memerlukan keahlian dalam perhitungan dan administrasi keuangan. Tanpa perhitungan yang cermat, pembagian harta dapat menimbulkan perselisihan di kemudian hari. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk memahami aturan pembagian harta sesuai syariat agar keadilan tetap terjaga dan tidak menimbulkan konflik,” tuturnya.

Sementara itu, menurutnya, perintah qishash memerlukan pemahaman mendalam di bidang hukum. Tanpa penegakan hukum yang adil dan cermat, terdapat risiko terjadinya kesalahan dalam eksekusi hukuman, yang dapat mengakibatkan ketidakadilan dalam masyarakat.

“Dalam QS. Al-Baqarah ayat 183, disebutkan bahwa perintah puasa adalah ketetapan dari Allah yang juga telah diwajibkan kepada umat-umat sebelum Nabi Muhammad. Hal ini menunjukkan bahwa ibadah puasa sudah ada sejak dahulu, menjadikannya sebagai resep kuno atau resep tradisional dalam menjaga kesehatan dan spiritualitas,” imbuhnya.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Ia juga menyampaikan bahwa meskipun puasa merupakan praktik yang telah diwariskan sejak lama, karena berasal langsung dari Allah, tentu terdapat banyak keistimewaan dan manfaat di dalamnya, baik dari segi fisik, mental, maupun spiritual.

“Karena puasa merupakan resep istimewa dari Allah yang memiliki banyak keterkaitan dengan kesehatan, maka diperlukan peran tenaga medis untuk mendalami konsep puasa ini secara ilmiah,” ucapnya.

Selain itu, dr Hidayanto juga menyampaikan bahwa sejak tahun 1965, di Jerman telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh puasa terhadap kesehatan. Dalam penelitian tersebut, sekelompok penganut Kristen Ortodoks yang terbiasa berpuasa selama lima hari tanpa makan dan hanya mengonsumsi air mineral dijadikan objek studi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik puasa tersebut tidak berdampak negatif pada kesehatan mereka. Sebaliknya, tubuh mereka justru menjadi lebih langsing dan lebih sehat.

“Di era modern ini, banyak penelitian telah dilakukan oleh para ahli mengenai manfaat puasa. Sebagian besar penelitian mengungkap bahwa puasa berperan sebagai sarana detoksifikasi, yaitu membantu membersihkan tubuh dari zat-zat yang tidak terpakai dan menumpuk di dalamnya,” jelasnya.

Menurutnya, jika zat-zat sisa tersebut dibiarkan menumpuk, bahkan semakin bertambah banyak, maka dapat menjadi sumber berbagai penyakit. Banyak gangguan kesehatan ternyata berasal dari sisa-sisa makanan yang tertimbun dalam tubuh dan tidak terbuang dengan baik. Puasa membantu proses pembersihan alami ini, sehingga tubuh menjadi lebih sehat.

Lebih lanjut ia juga mengatakan bahwa orang yang berpuasa biasanya akan merasa lemas, lapar, dan terkadang mengalami sensasi perut melilit. Rasa lapar itu sendiri disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu:

1. Kebiasaan

2. Penurunan kadar gula dalam darah

3. Pengaturan hormon

“Misalnya, pada pukul 9 pagi, seseorang yang terbiasa sarapan akan mulai merasa lapar jika melewatkan makan pagi. Hal ini terjadi karena tubuh telah terbiasa menerima asupan makanan pada waktu tersebut. Ketika seseorang tidak sarapan, otak akan merespons dengan mengirimkan sinyal rasa lapar melalui pelepasan hormon tertentu. Namun, jika kebiasaan sarapan diubah atau dihentikan dalam jangka waktu tertentu, otak akan beradaptasi dan tidak lagi mengirimkan sinyal lapar pada waktu tersebut,” paparnya.

Ia juga menuturkan bahwa selain itu, saat berpuasa, kadar gula dalam darah menurun. Kondisi ini berkontribusi pada rasa lemas yang sering dirasakan oleh orang yang sedang berpuasa. Sebagai resep tradisional, puasa memiliki mekanisme alami yang luar biasa. Saat perut kosong, tubuh mulai memanfaatkan timbunan cadangan makanan yang tersimpan sebagai sumber energi.

“Bagi seseorang yang memiliki bibit kanker, ada kemungkinan bahwa sel-sel abnormal ini juga ikut terurai dan diproses sebagai energi. Hal ini sejalan dengan konsep autofagi, yaitu proses di mana tubuh membersihkan sel-sel rusak dan mendaur ulang komponen yang tidak diperlukan. Barangkali, masih banyak misteri di balik manfaat puasa yang belum sepenuhnya terungkap. Semoga sedikit pemahaman ini dapat memberikan manfaat, tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga bagi seluruh umat manusia,” pungkasnya. (*)

Penulis Sarwito Editor Ni’matul Faizah

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments